Untuk teman-teman yang akan berbagi Informasi mengenai Kuliah ( bagi yang belum lulus ) :) , Tugas Akhir, Pekerjaan, Karir, Cerita, shering foto waktu kuliah, sama satu gank, wisuda, piknik, Apapun itu yang bisa dibagi untuk membantu teman-teman kita yang lain, dan juga sebagai sarana untuk menjalin silaturohmi... :)

Kirim ke Email:

  1. teknikindustri04@gmail.com

  2. teknik_industri04_uii@yahoo.co

Senin, 06 April 2009

Tip dan Trik : WAWANCARA KERJA

Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis

Meski anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua pintu perusahaan akan terbuka secara
otomatis untuk anda. Sebab kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam wawancara.
Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab
pertanyaan.
1. Ceritakan tentang diri anda
Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara
ketika kita
membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.
"Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu
menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya," kata Erina. Ketika pewawancara menanyakan hal yang
sederhana seperti "Di mata anda, siapa anda?" atau "Ceritakan sesuatu tentang anda", banyak pelamar menatap
pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya diri.
"Saya merasa biasa-biasa saja" atau "tak banyak yang bisa saya
ceritakan tentang diri saya" seringkali menjadi jawaban yang dipilih
pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel
karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan
diri sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.
"Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak
basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan
diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti
itu," tegas Erina.
Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New
York mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit untuk bercerita tentang dirinya,
Eliana mengatakan "Saya Eliana Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah.
Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar
alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Diluar itu,
saya senang musik, membaca dan traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau
sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya."
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan Eliana tentang dirinya menunjukkan
bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu. "Jawaban itu cerdas dan efektif untuk menggambarkan
bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya.
Pewawancara butuh jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang alamiah," kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan
bahwa anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga,
berapi-api apalagi munafik.
Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si
pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin
tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk
masa depan anda. Kalau telah menemukan poin -poin itu, berlatihlah
mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan
optimis.
2. Hati-hati pertanyaan jebakan
Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara.
Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara
dan membuat anda seringkali kelepasan bicara.
Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai seorang pelamar tentang mengapa ia
memutuskan pindah kerja.
"Ketika itu saya tanya 'apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja? tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup
nyaman kan?' dan pelamar itu menjawab 'saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya jengkel dengan
pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat gaji saya naik.'Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan
jika suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya dengan apa yang dia ungkapkan pada saya
tentang perusahaan lamanya," ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban yang menjelekkan tempat kerja anda
yang lama atau apapun yang konotasinya
negatif. Lebih baik kalau anda menjawab "saya menginginkan ritme kerja yang teratur dan terjadwal.
Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah,
tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji." Atau kalau anda ditanya tentang kelemahan anda,
lebih baik tidak menjawab "saya sering telat dan lupa waktu." Tetapi jawablah lebih taktis, misalnya "kadang saya
memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda."
atau "saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya
menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat."
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat
mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti "Sudah punya pacar? Ada niat menikah
dalam waktu dekat?" sering ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya "Sudah, rencananya kami
akan menikah akhir tahun ini." Padahal, menurut Erina, jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. "Perusahaan
selalu ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan mereka, terutama pada awal masa
kerja.
Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan
bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya
seperti selingan," ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik kalau anda menjawab "sudah, tapi
sebenarnya saya ingin mempunyai pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah."
3. Semangat dan bahasa tubuh
Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi
menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian
rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa
tubuh yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara,karena memberi kesan bahwa anda
seorang yang kaku dan defensif.Idealnya,tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja
dengan tidak berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar yang sering membuat kontak mata
menunjukkan keinginan untuk dipercaya serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum
untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan menyukai pelamar yang menyenangkan.
Kurangi kata-kata "saya merasa..." atau "saya kurang..." dan sebaiknya gunakan "saya pikir...", "menurut pendapat
saya..",
"saya yakin...", "saya optimis...". Kata-kata "saya merasa ..." atau "saya kurang..." mengesankan anda lebih sering
menduga, menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai persoalan.
4.Berapa gaji yang anda minta ?
Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan,
bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan
kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun
imbalan yang diberikan Anda mau.
Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk
jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan
tawar menawar yang lebih tinggi.
Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh
gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun.
Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk
insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Jangan lupa Kasih Nama ya!!!!

  ©TI'04 UII. Template by Dicas Blogger.

TOPO